Oleh: Intan Nadia* Dalam keadaan batin berkeping Datangmu tidak dengan maksud Dengan modal secercah tawa Dirimu melarah lukaku seutuhnya. Walau raga tak tampak jelas Namun suara mengalir deras Bagai dunia dengan genre fantasi Masa depan dengan alur mundur. Dari awal jelas tidak satu udara Bagai bayang semu kau muncul Lalu bepergian tanpa pamit yang sopan, Menggores kembali batin yang lemah itu. Namun, bersyukur ada, dia berdampingan dengan menyesal. Sesuai alur... Terimalah, manis tidak akan selamanya.